fitri adalah sejenis mahkluk pemakan segalanya |
Ada seorang cewek cantik di
kampus gue namanya Fitri, kesan pertama saat gue belum kenal sama dia itu kayak
jutek, cuek, dan sombong lah tapi cantik. But it’s okay aku tandai dulu lah
pokoknya aku tandai. Biar kau tau siapa bapak aku! Aku tandai kau ya siap –
siap kau di pecat.
Mau kenalan sama dia pun rasanya
males, ya paling dia jual mahal mungkin pas gue ngajak kenalan dia akan
ngeludahi gue atau ngeliat gue kayak bakteri jahat yang akan merusak kesehatan
tubuhnya dia. Waktu terus berlalu hingga kusadari yang ada hanya aku dan
kenangan masih teringat jelas senyum terakhir yang kau beri untukku iya itu
lirik lagu jangan digubris, skip aja. Mari kita lanjutkan ke topik yang akan
gue bahas ini.
Saat itu pas lagi UTS ( Ujian
Tengah Semester ) kebetulan gue jarang masuk dan fitri pun jarang masuk mungkin
sama – sama lagi kehilangan mood buat kuliah. Nggak disangka pas UTS semester
enam ternyata si fitri duduk tepat di depan gue. Gue adalah tipikal yang suka
menghalalkan berbagai upaya demi mencapai suatu tujuan dan prinsip hidup gue
jika suatu pekerjaan dilakukan secara gotong royong makan hasil akan lebih
cepat diraih. Sama halnya seperti bermain bola, main bola adalah team work dan
bukan individual. Sama halnya ujian sebaiknya dikerjakan secara teamwork.
Ok gue akhirnya memutuskan untuk
mencontek, ada beberapa pertanyaan yang agak bikin males gue jawab dan itu
membutuhkan banyak waktu. Gue baca mantra, tek dung tek dung ono teklek
kecemplung kalen timbang golek mending balen. Cuihhhh . . . .
Gue : Mbak cantik ( sambil nepuk bahunya )
Fitri : Iya ( rambutnya dikibasin ke muka gue terus gue pingsan )
Gue : Boleh nyontek? ( pasang muka melas kayak tiga hari belum
makan enak )
Fitri : Boleh nih
Ternyata fitri pun ngasih
lembar jawabnya ke gue, pas dia noleh gue agak heran sih ternyata itu si fitri
cewek yang selama ini gue pikir jutek, sombong dan cuek. Imajinasi gue pun
muncul dengan sendirinya dalam hati gue harus bisa kenalan sama ni cewek dan
harus dapetin pin BB nya. Iya gue emang nggak tau malu, udah nyontek malah
pengen minta pin bb. Cowok macam apa gue ini? Setelah UTS selesai gue nyariin
dia gue coba tanya ke tukang baso, tukang cilok dan nggak ketemu karena dia
udah pulang duluan gue akui dia emang cepet dalam mengerjakan soal – soal
makanya dia keluar lebih dulu. Nggak kayak gue yang ngerjain ujian kayak
ngebatik aja lama banget.
Fitri pun nggak gue temukan
dalam pencarian gue kemudian gue balik ke rumah gue, tapi ada ketidak puasan
yang gue alami. Gue buka instagram gue cari si fitri di instagram, gue ketik
nama lengkapnya dan akhirnya ketemu. Gue kirim dia direct message ke dia dan
pertama kali gue say hi ke dia. Dia pun bales direct message and hai juga. Gue
coba beri penjelasan bahwa gue adalah bukan orang misterius yang mau begal
motornya dia. Dengan susah payah meyakinkan dia bahwa gue adalah orang baik –
baik yang nggak ada niat jahat ke dia pin BB berhasil gue dapatkan.
Obrolan pun berpindah ke BBM,
ternyata dia asik sih dan agak koplak gitu. Sama sekali nggak jaim dengan orang
yang baru dikenal bahkan berhari – hari gue chat sama dia dan nggak garing sama
sekali bercanda – bercandaan, ledek – ledekan.
Ada hal yang bisa gue
pelajarin dari hal ini, yaitu don’t judge a book by it’s cover. Pada awalnya
gue menilai dia dengan jutek, cuek, sombong ternyata gue salah dia orang yang
baik dan asik buat dijadikan temen. Dia emang apa adanya nggak menutup – nutupi
masa lalunya karena dia sempet curhat ke gue. Terus sebaiknya kita sebagai
manusia yang penuh dengan ketidak sempurnaan harusnya jangan jaim dan sombong.
Perbanyaklah teman, karena nanti jika misalkan udah saling tau lama dan nggak
berani kenalan yang ada malah nyesel kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar